Menongkah Pemilu 2024 (3-)

*Menongkah Pemilu 2024 (3-)

Barisan “Anak Muda” Enerjik

Oleh Ilham Muhammad Yasir*,---

Patah tumbuh hilang berganti. Hilang satu tumbuh seribu.

IBARAT pepatah, itulah yang saat ini kami alami dan kami dapatkan. Ketika 3 tahun berturut-turut 3 orang pejabat administrator yang mengisi kepala bagian di KPU Provinsi Riau memenuhi panggilan pensiun. Saat ini ternyata tidak hanya 3 orang, tapi 4 orang yang kami dapatkan sebagai penggantinya. Keempatnya adalah barisan “anak muda” yang enerjik. Mereka adalah angkatan awal dari ASN yang direkrut oleh KPU ketika itu. Untuk itu, kita coba lihat dan mengulik satu persatu keempat sosok para anak muda tersebut.

  1. Raja Syahreza, SKom

Raja Syahreza, biasa dipanggil Reza. Itulah nama yang sejak kecil hingga besar nama itu melekat dipanggil. Pria kelahiran Pekanbaru 20 Agustus 1976 ini menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota ini. Ia menamatkan SD tahun 1989, SMP tahun 1992, dan SMA, juga di Pekanbaru tahun 1995. Meski ia besar di Pekanbaru, kedua orangtuanya belasteran Kuantansingingi dan Rokan Hulu.

Setamat SMA, ia memilih melanjutkan kuliah di Jakarta, tepatnya di Universitas Gunadarma mengambil jurusan Manajemen Informatika. Jurusan ini di tahun-tahun tersebut belum banyak perguruan tinggi, khususnya di luar Jawa yang membuka jurusan tersebut. Kalaupun ada ketika itu, masih akademik atau sekolah tinggi yang mengkhususkan membuka jurusan informatika.

Usai menyelesaikan studi S1-nya, pria yang hobi memancing ini sejak 2003 bekerja dengan seorang entrepreneur hebat, Rida K Liamsi. Chief Executive Officer (CEO) Riau Pos Group yang menaungi koran Riau Pos dan Riau Televisi (RTv). Reza bergabung di Riau Investment Corp (RIC), perusahaan daerah milik Pemprov Riau, yang dipercayakan kepada Rida K Liamsi ketika itu. “Ia seorang yang sangat hebat dengan ide-ide brilliant-nya,” ujar Reza. Reza mengaku terinspirasi dengan sosok bos -nya ini. “Selalu berpikir positif dan optimis,” kenang Reza lagi.

Menurut Reza hingga suatu saat di tahun 2009 ia memilih ikut tes CPNS dan dinyatakan lulus, Rida berucap dengan suara melengking. “Engkau celat ya, ikut CPNS tak bilang-bilang aku," ujar Rida pada waktu itu dengan nada sedikit kecewa, tapi ia tak bisa menghalangi keputusan Reza waktu itu.

Reza mulai bekerja di KPU Provinsi Riau tahun 2010, sebagai fungsional umum. Di tahun yang sama ia pun menikahi gadis pujaan dan bidadari cantiknya, Ilmiati seorang gadis asal Bengkalis. Dari pernikahannya ia dikarunia 3 orang anak, 2 lelaki dan 1 perempuan yang sangat membahagiakan.

Ketika awal diterima sebagai PNS, ia teringat pesan (alm) Dr Raja Sofyan Samad, Ketua KPU Provinsi Riau. Ketika itu mereka dikumpulkan di ruang rapat. Raja Sofyan mengatakan, mungkin menjadi PNS bukan cita-cita sebagian orang. Mendapatkan penghasilan besar juga bukan di sini. “Tapi nawaitu-nya, dan bagaimana meluruskan nawaitu untuk mendapatkan ridho Allah agar hidup selamat dunia dan akhirat serta berguna bagi bangsa dan negara,”pesan (alm) Dr Sofyan Samad yang selalu diingat Reza hingga saat ini.

Kalimat beliau itu menurut Reza, merupakan tamparan keras baginya. Karena keinginan untuk menjadi PNS merupakan harapan kedua orangtuanya. Besar harapan mereka agar Reza bisa menjadi PNS yang berguna bagi bangsa dan negara. Sejak saat itu ia mulai merubah paradigma dan meluruskan niat agar sesuai dengan keinginan orangtuanya. Mereka adalah pahlawan dan mereka hanya orang biasa sebagai ayah dan ibu.

Pada tahun 2015, Reza mendapat promosi sebagai Kepala Sub Bagian Program dan Data di KPU Provinsi Riau. Selanjutnya, 7 tahun berselang di tahun 2022 ini ia kembali dipromosikan sebagai Kepala Bagian Perencanaan, Data dan Informasi di KPU Provinsi Riau.

  1. Nirson, SSos

Perawakannya tidak terlalu besar, tapi sedang. Namun bawaannya selalu lincah. Ia lahir di Desa Sungai Kelelawar, pada 1 Juni 1977. Dari  pasangan kedua orangtua yang hanya bekerja sebagai petani karet. Desa Kelelawar ini terletak di dekat objek wisata Air Terjun Sungai Kandi, Hulu Kuantan, Kuantan Singingi. Suasana desa yang teduh dan tenang, yang ikut membentuk jati dirinya. Sejak kecil ia memang sudah bercita-cita menjadi PNS.

Nirson, begitu biasa dipanggil, menamatkan SD tahun 1990, SMP tahun 1993, dan MAN Taluk tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikan S-1 di Fisipol Unri melalui Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD) dari usulan sekolah. “Alhamdulillah kami menyelesaikan pendidikan S-1 dan mendapatkan gelar S.Sos. Saat itu saya terbantu sekali dengan program beasiswa,” ungkap Nirson sangat bahagia.

Menurutnya, dorongan kedua orangtuanya itulah yang begitu kuat yang membuatnya berhasil menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tingginya itu. “Mereka hanya petani karet biasa,” ujar Nirson yang mengenang ketika itu rumah orangtuanya sangat sederhana beratap daun sagu dan berdindingkan bambu.

Pada 17 Desember 2003, pertama  kali ia berkunjung ke KPU Provinsi Riau, di  Jalan Gajah Mada No. 200 ini. Ia menanyakan lowongan pekerjaan di KPU. Alhamdulillah katanya waktu itu ia diterima dan mulai aktif di sekretariat KPU Provinsi Riau sejak 18 Desember 2003. Pada tanggal 22 Desember 2003, ia di-Sk-an menjadi tenaga dalam kelompok kerja pencalonan Pemilu 2004. “Kami bekerja mulai dari mengantar surat, mengambil alat tulis kantor di Toko Toba, Jalan Sudirman,” ceritanya mengenang kembali.

Pada tahun 2007 akhir ia diperbantukan di Sub Bagian Teknis membantu fasilitasi bagian Program dan Teknis Pemilu. Ia ikut membantu proses penyusunan anggaran Pilgub tahun 2008. Pada tahun itu, menjelang tahapan masuk ia juga sempat ditugaskan menjadi tenaga di Sub Bagian Keuangan memegang aplikasi SIM KPU,  sebuah aplikasi di bagian keuangan yang disiapkan dalam rangka Pilgub 2008 dan juga membantu memfasilitasi operator  SIM KPU di KPU Kab/Kota.

Pada tahun 2008 itu juga ia mencoba peruntungan mengikuti  tes CPNS KPU, yang saat itu dilaksanakan di Kota Padang. Ia pun dinyatakan lulus, dan pada 24 April 2009 harus berangkat ke penempatannya di Natuna, Kepulauan Riau. Tanpa ragu ia pun berangkat ke sebuah kepulauan kecil nan jauh terpencil di dekat Singapura, Malaysia, dan Vietnam itu. “Alhamdulillah diterima dengan baik selama di sana,” kenangnya.

Sekretaris KPU Natuna ketika itu sempat menanyakan, apakah sudah ada pengalaman kerja di KPU. Ia pun menjawab sudah ada. Kurang lebih 6 tahun membantu mengerjakan semua pekerjaan di setiap tahapan Pemilu maupun pemilihan kepala daerah. Di KPU Natuna, tepatnya di Jalan Pramuka, Ranai waktu itu pertama kali ia membantu persiapan Pilpres 2009. Selanjutnya, Pilkada Kepri 2010 dan Pilkada Natuna 2011. Ia diminta membantu menyusun anggaran keuangan dan oleh Sekretaris KPU Natuna ketika itu.

Sekitar kurang lebih 2 tahun 4 bulan, ia diberikan kesempatan kembali lagi ke KPU Provinsi Riau, dan ditempatkan di bawah Kepala Sub Bagian Teknis dan Hupmas. Pengisian Kepala Bagian dan Kepala Sub Bagian pada saat itu masih didominasi oleh pegawai-pegawai dari Setdaprov Riau. Barulah pada tahun 2015 ketika kebijakan Sekjen KPU Republik Indonesia memprioritaskan pegawai ASN organik KPU, ia dilantik sebagai Kepala Sub Bagian Teknis dan Humpas pada Maret 2014 di masa (alm) Drs Syahrizal, MSi, Sekretaris KPU Provinsi Riau ketika itu.

Pada tahun 2020 ketika KPU Provisi Riau masih tipe-B ia sempat dipromosikan sebagai Kepala Bagian Hukum, Teknis dan Hubungan Masyarakat. Kemudian di tanggal 5 Januari 2020 ketika KPU Provinsi Riau naik tipe-A, dan penyesuaian SOTK, ia dilantik kembali di jabatan yang sama, yaitu di Kepala Bagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu dan Partisipasi Masyarakat.

3.    Ricky Kurniawan, SSos,

Ricky, atau nama lengkapnya Ricky Kurniawan. Pria yang pernah mendalami fotografi ini lahir di Kota Pekanbaru, 10 Juni 1984 lalu. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Pangkalankerinci, Kabupaten Pelalawan. Iya. Ricky harus ikut kedua orangtuanya yang bertugas sebagai ASN dan ditempatkan di sana. Ibu Ricky, adalah seorang guru pendidik yang ditugaskan di sana. Begitu juga ayahnya bertugas di Pemda Kabupaten Pelalawan.

Masa sekolah dasar (SD)-nya, SMP hingga SMA-nya ia selesaikan juga di Pangkalankerinci. Ricky melanjutkan pendidikan S-1 nya di FISIP UIR Pekanbaru. Ia menyelesaikannya pada tahun 2006. Saat ini ia juga sedang melanjutkan program S-2 di tempat yang sama, FISIP UIR Pekanbaru.

Ricky yang memiliki hobi fotografi, sempat mendalami hobinya itu secara lebih mendalam. Usai diwisuda ketika itu, ia nekat berangkat ke Jakarta untuk belajar ilmu fotografi selama setahun. Di saat tengah menikmati dunia hobinya itu, ia dikabari jika orangtuanya jatuh sakit. Seketika itu pula ia memutuskan untuk segera pulang ke Pangkalankerinci.

Di saat yang sama, di tahun 2008, Ricky mendapat informasi pembukaan CPNS di KPU. Sejak saat itu, ia tidak pernah kembali lagi ke Jakarta meneruskan hobinya itu. Sekretaris KPU Kabupaten Pelalawan, yang juga kolega ayahnya ketika sama-sama masih berdinas di Pemda Pelalawan memberikan informasi. Ketika didalami ternyata jurusan S-1 yang dimilikinya itu sesuai dengan kualifikasi formasi yang diperlukan oleh KPU ketika itu. Ia pun mencoba mendaftarkan diri untuk pertama kalinya sebagai CPNS. Untuk pelaksanaan seleksinya dilaksanakan di Kota Padang. Hasilnya Ricky dinyatakan lulus dan ditempatkan sesuai formasi di sekretariat KPU Kabupaten Pelalawan. Ia ditempatkan sebagai staff di Sub Bagian Teknis dan Hupmas saat itu.

Tahun 2015, setelah adanya kebijakan dari Sekjen KPU RI untuk mendorong promosi pegawai ASN organik KPU yang telah memenuhi golongan dan kepangkatannya untuk mengisi posisi-posisi yang kosong. Ricky salah satu di antaranya. Ia dipromosikan sebagai Kepala Sub Bagian Teknis dan Hupmas. Sedangkan di KPU Provinsi Riau pada saat itu, sudah ada Raja Syahreza, Nirson dan Nasrianto yang lebih dulu dipromosikan.

Lima tahun kemudian, tepatnya di tahun 2020, ia ikut seleksi Pejabat Administrator untuk jabatan Sekretaris di KPU Kabupaten Indragiri Hulu. Ricky lulus dan sejak saat itu berpindah tugas ke Pematang Reba, Indragiri Hulu. Selang setahun berikutnya, di tahun 2021 akhir ia mengikuti seleksi untuk jabatan yang sama. Jika sebelumnya untuk jabatan sekretaris, kali ini ia ikut untuk jabatan Kepala Bagian di KPU Provinsi Riau. Awal tahun 2022 ia dinyatakan lulus dan dilantik untuk jabatan Kepala Bagian Hukum dan SDM KPU Provinsi Riau pada tanggal 5 Januari 2022 oleh Sekjen KPU RI, Drs Bernad Soetrisno Dermawan, MSi.

“Bagi kami karir dan jabatan bukanlah tujuan, melainkan hanya sebagai alat. Amanah yang diemban sungguhlah berat dan akan dipertanggungjawabkan dunia akhirat,” ujar Ricky. Maka karena itu kata Ricky, jabatan harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan kebenaran, menolong orang, karena jika kita mempermudah urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusan kita.

Ricky menikah di Baganbatu di tahun 2011. Istrinya  kebetulan sama-sama berprofesi sebagai ASN. Bertugas di Pemda Pelalawan, dan kelahiran Air Putih, Bengkalis. “Istri adalah orang yang setia mendampingi kami dalam setiap langkah, di kala susah maupun senang selama berkarir di KPU,” kenang Ricky.

4. Efri Bobby Rafles, SIP, MSi,

Bobby. Itulah panggilan yang melekat sejak kecil hingga saat ini. Tak hanya di lingkungan keluarga, di pergaulan sehari-hari nama itu lebih akrab di telinga. Bobby lahir di Kota Pekanbaru, pada 18 April 1986. Masa kecilnya hingga remaja dihabiskan di Kota Duri, Bengkalis mengikuti dinas kerja orangtuanya. Ayahnya bekerja di perusahaan swasta yang bergerak di bidang  perminyakan. Dulu dikenal dengan PT Caltex, yang kemudian berganti nama menjadi PT Chevron. Ia menamatkan sekolah dasar hingga SMA di Kota Duri, tepatnya di sekolah yayasan Cendana, milik PT Caltex.

Ia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Sewaktu kecil hingga menginjak remaja banyak membuat kerisauan orangtua. Ketika itu Bobby sangat aktif dan suka explore sesuatu hal yang baru. Ternyata ini membuat orangtuanya berpikir, jika anak bungsunya ini harus mendapat perhatian yang ekstra dari saudaranya yang lain untuk dibimbing agar menjadi orang yang berguna dan tidak memalukan keluarga. Maklum dari SD hingga SMA, Bobby selalu dipanggil oleh guru konseling dan sempat hampir dikeluarkan dari sekolah.

Menurut Bobby karena ketika itu faktor para gurunya yang suka membandingkan ia dengan abang dan kakaknya yang selalu juara kelas di sana. Jiwa berontak pada saat remaja selalu didinginkan dengan kasih sayang oleh orangtuanya. “Pentingnya rasa kasih sayang dalam lingkungan keluarga mendorong saya untuk membuktikan atau membanggakan orangtua dengan dapat lolos di PTN Unpad tahun 2003,” kenang Bobby.

Tahun 2003 inilah dimulainya pembentukan jiwa yang kuat dan mandiri dalam mengkalkulasikan biaya sehari-hari untuk bertahan di lingkungan yang jauh dari keluarga, karena hidup merantu di Kota Bandung. Awal mula kenapa ketertarikannya pada jurusan FISIP Unpad, karena pada saat itu bimbingan belajar sebelum masuk PTN di Bandung, ia lebih cenderung mempunyai cita-cita menjadi chef (koki) dan pada saat itu sempat diterima di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung atau yang dulu dikenal NHI atau dalam sebutannya “Enhaii”. Beriring jalannya waktu yang kebetulan dari 4 bersaudara hanya Bobby yang diberi kebebasan dalam memilih perkuliahan dan jurusan, dimaklumkan karena dari kecil sudah mendapatkan perhatian dan tidak bisa dikeraskan untuk memilih tujuan yang diinginkan.

Ketertarikan kenapa memilih jurusan FISIP sangat sederhana sekali. Bobby ingin bebas dan ingin mengandalkan sosial eksperimen tanpa memikirkan rumus ataupun kuliah yang jenuh, ditambah ingin menjadi pembeda dari abang dan kakak yang sudah diarahkan mengambil jurusan teknik elektro dan kedokteran. Karena menjadi pembeda tersebut itulah Bobby bisa menjadi seseorang di lingkungan keluarganya saat ini. “Alhamdulilah sampai saat ini kedua orangtua menjadi bangga atas apa yang saya raih dan kerjakan,” kenang Bobby.

Menurutnya, jangan takut jadi pembeda karena pembeda membuat kita lebih terbuka melihat dunia dari sisi lainnya dan itu sudah ia buktikan pada saat saya lulus menjadi PNS pada usia 23 tahun dan langsung ditugaskan di sekretariat KPU Kabupaten Siak. Selama 12 tahun dan dipercayakan menjadi pengelola keuangan dari berbagai tingkatan, pernah menjadi operator Simak, bendahara, PPSPM, PPK dan Plt. Sekretaris KPU Kabupaten Siak. Bahkan di tengah kesibukan tugas-tugas di KPU Siak ia berhasil menyelesaikan pendidikan S-2 di FISIP Unri memperdalam Ilmu Administrasi Negara yang sangat linear dengan tugas dan jabatan yang dimbannya saat ini. Ia mempelajari bagaimana mengelola administrasi secara lebih spesifik, khususnya mempelajari administrasi negara atau administrasi pemerintahan dan unsur-unsur di dalamnya.

Pada tahun 2014 pertama kalinya ia dipromosikan menduduki jabatan Pejabat Pengawas sebagai Kepala Sub Bagian Keuangan, Umum dan Logsitik KPU Kabupaten Siak. Kurang lebih 7 tahun menjadi Kasubag, Bobby mencoba mengembangkan diri dan karirnya untuk mencoba seleksi pengisian jabatan pejabat administrator untuk jabatan Kepala Sub Bagian di KPU Provinsi Riau di tahun 2022. Bobby pun dipercaya dan dilantik menjadi Kabag Keuangan, Umum dan Logistik di KPU Provinsi Riau pada 5 Januari 2022. “Semua perjuangan dan rezeki tidak lepas dari doa kedua orangtua; Rafles Tanjung dan Yuliarti serta istri yang hebat Risma Yurnita,” ujar Bobby yang sudah memiliki sepasang anak Arsyila Naura Rafles dan Moussa Umair Rafles ini.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 1,159 Kali.